Penjelasan, Macam dan Dampak Zat Adiktif

Sudah tahukah anda bahwa zat adiktif masuk dalam kategori narkoba? Definisi dari narkoba sendiri ialah zat yang apabila dikonsumsi dan masuk pada bagian tubuh manusia, baik menggunakan dengan cara diminum langsung, dihirup atau pun di injeksi, dampaknya akan membuat pikiran, perasaan dan juga tingkah laku seseorang menjadi mengalami perubahan. Zat ini bisa menimbulkan suatu ketergantungan dari segi fisik dan juga psikologis.

Zat Adiktif



Definis narkoba sendiri dalam bahasa Yunani disebut juga Narkose yang mempunyai arti yakni beku, lumpuh dsn juga dungu. Nama narkotika berasal dari bahasa inggris yakni Narcotics yang mempunyai arti obat bius.

Nakotika merupakan suatu zat atau obat yang asalnya dari tumbuh-tumbuhan dan ada juga non tumbuhan, baik itu berbentuk sintesis ataupun semi sintesis yang bisa mengakibatkan proses menurunnya tingkat kesadaran, menghilangnya rasa nyeri, dan juga bisa membuat ketergantungan.

Macam-macam Zat Adiktif

1. Inhalasin

Inhalasin berasal dari larutan-larutan yang gampang menguap seperti cat semprot, hairspray, lem dan pengharum ruangan. Bisa pula berasal dari gas seperti gas nitrous oksida (gas ketawa) dan zat anestesi (pembius) contohnya: eter dan kloroform. Penggunaan yang berlebihan bisa menyebabkan pusing yang tidak tertahankan bisa jadi sampai pingsan.

2. Nikotin

Nikotin ini terkandung dalam tembakau yang kemudian dibuat menjadi rokok. Rokok bisa menyebabkan penyakit bronkitis, emfisema, infeksi tenggorokan, dan noda nikotin pada gigi. Contohnya: rokok.

3. Kafein

Jenis zat satu ini terkandung dalam teh atau kopi dalam kadar yang rendah. Kafein berkhasiat menstimulasi susunan syaraf pusat dengan efek menghilangkan rasa lapar, letih dsn mengantuk. Konsumsi yang berlebihan bisa menyebabkan kecanduan, gagal ginjal dan jantung bekerja melampaui batas karena selalu dipicu. Contohnya: kopi. 

4. Narkoba

Narkoba (singkatan dari narkotika, psikotropika dan bahan adiktif berbahaya lainnya) yaitu suatu bahan/zat yang jika dimasukkan dalam tubuh manusia, baik secara oral/minum, dihirup, ataupun di suntikan, bisa mengubah pikiran, suasana hati atau perasaan, dan perilaku seseorang. Narkoba bisa menimbulkan ketergantungan (adiksi) fisik dan psikologis. Contohnya: Ganja.

Dampak dari Zat Adiktif

Zat adiktif mempunyai dampak negatif dan positif sebagai berikut:

Dampak Negatif Zat Adiktif

Pada umumnya kebanyakan korban yang melakukan penyalahgunaan suatu zat adiktif yakni mereka-mereka yang masih tergolong dalam usia remaja sekitar usia15 sampai 19 tahun karena cenderung masih emosional dan labil. Hal tersebut bisa terjadi karena diakibatkan kurang fahamnya mereka-mereka terhadap dampak negatif yang ditimbulkan dikemudian hari.

a) Dampak Negatif dari Asap Rokok

Sudah tahukah anda apa saja zat-zat yang terkandung di dalam rokok sehingga asap yang dihasilkan bisa membahayakan nagi orang yang menghirupnya (perokok pasif)? Ternyata setelah dilakukan penelitian di dalam asap rokok terkandung kira-kira 3800 zat kimia.

Dari 3800 zat kimia tersebut, 40 nya merupakan zat kimia tergolong dalam ssnyawa racun dan juga karsinogenik atau sering disebut sebagai pemicu munculnya kanker. Bahan-bahan kimia yang terkandung di dalam rokok meliputi nikotin, karbon monoksida, senyawa kimia yang ada di dalam tar, senyawa yang tergolong dalam alkohol, dan juga senyawa yang tergolong dalam amina.

Nikotin adalah tergolong dalam zat insektisida yang cukup berbahaya bagi tubuh kita. Di dalam satu batang rokok terkandung kadar dari nikotin sekitar 8 mg sampai 12 gram nikotin. Jika anda menggunakan nikotin dalam kadar yang relatif rendah akan mengakibatkan kondisi tekanan darah menjadi naik, sakit kepala, memicu meningkatnya sekresi yang terjadi pada getah lambung sehingga berdampak seperti sakit maag, muntah-muntah dan terkadang disertai diare.

Sedangkan penggunaan nikotin dalam jumlah dosis yang terlalu tinggi akan mengakibatkan keracunan, kejang-kejang, mengalami kesulitan saat bernapas dan yang buruknya lagi kerja jantung menjadi terhenti. Nikotin merupakan salah satu zat kimia yang membuat pemicu kerusakan pada jantung, sirkulasi darah dan juga menjadikan pemakaiannya mengalami kecanduan.

b)  Dampak Negatif dari Minuman Keras

Minuman keras pada umumnya memang mempunyai dampak yang buruk bagi kesehatan seperti halnya kesehatan jasmani dan juga rohani. Kandungan alkohol yang ada di dalam minuman keras mengakibatkan munculnya rasa ketagihan dan juga ketergantungan.

Definisi dari alkohol merupakan suatu senyawa organik yang mempunyai kandungan satu ataupun bisa lebih dari gugus hidroksida yang ada pada setiap molekulnya. Alkohol yang biasanya ada dalam minuman keras yakni etanol. Pembuatan alkohol sendiri dilakukan melalui suatu proses fermentasi dari berbagai macam dan jenis bahan yang mempunyai kandungan gula seperti halnya buah-buahan seperti anggur, biji-bijian seperti beras ataupun gandum, dan juga umbi-umbian seperti singkong. Dan jika ingin memperoleh kadar alkohol yang sangat tinggi, maka bisa dilakukan suatu proses penyulingan.

Dampak Postif Zag Adiktif

Biasanya zat adiktif bermanfaat dan banyak digunakan khususnya di bidang kesehatan. Namun penggunaannya pun masih dikategorikan dalam dosis yang masih wajar disesuaikan dengan pengobatan yang dibutuhkan. Sehingga zat adiktif tidak hanya mempunyai pengaruh negatif saja, ternyata pengaruh positifnya juga ada.

a) Zat Stimula

Definisi dari zat stimula yakni zat yang bisa merangsanv suatu fungsi tubuh sehingga akan meningkatkan gairah dan juga kesadaran seseorang untuk melakukan suatu aktivitasnya selama jangka waktu tertentu. Zat yang tergolong dalam stimulan meliputi kafein, kokain dan juga amfetamin. Sedangkan contoh dari zat stimulan yang saat ini seringkali disalah gunakan ialah sabu-sabu ataupun ekstasi.

b) Zat Depresan

Jika pada bidang ilmu kedokteran, zat depresan merupakan suatu zat yang bisa digunakan untuk menekan sistem syaraf pusat dan bisa juga digunakan untuk mengurangi suatu aktivitas fungsional dal anggota tubuh sehingga penggunaannya akan merasakan ketenangan, bahkan dengan dosis yang tinggi akan membuat penggunanya menjadi tertidur serta bisa menjadi tidak sadar.

Dosis yang melampaui batas akan menimbulkan kematian. Yang tergolong dalam zat adiktif depresan meliputi opioda dan berbagai turunannya antara lain morfin dan juga heroin. Contoh yang sangat terkenal dan tidak asing di masyarakat adalah putaw.

c) Zat Narkotika

Pada bidang ilmu kedokteran, zat ini biasa dipakai untuk zat analgesik yang kuat, yang memiliki fungsi dalam upaya membantu menghilangkan rasa nyeri yang timbul pada saat proses pembedahan berlangsung. Zat yang tergolong dalam zat narkotika yakni meliputi ganja, opium dan juga kokain.

d) Alkohol

Pada bidang ilmu kesehatan, alkohol bisa dipakai untuk zat disinfektan. Definisi dari zat disinfektan sendiri merupakan suatu zat yang dimanfaatkan sebagai zat pembunuh kuman dan juga bakteri. Selain itu alkohol juga dimanfaatkan untuk melakukan pencucian alat-alat kedokteran kebanyakan.

Dapat diambi kesimpulan bahwa zat adiktif dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat pada umumnya mempunyai dua dampak yakni, dampak negatif jika disalahgunakan dan dampak positif jika digunakan sebagaimana mestinya.

Demikianlah pembahasan mengenai "Penjelasan,Macam dan Dampak Zat Adiktif", semoga dengan adanya artikel ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan yang bermanfaat untuk anda.

Related Posts:

Manfaat Biologi di Berbagai Macam Bidang

Manfaat biologi di berbagai macam bidang memang sangat banyak. Meskipun mempunyai banyak manfaat bagi kehidupan, namun kita mungkin hanya mengetahui beberapa manfaat saja. Untuk itu jika ingin mengetahuinya lebih dalam lagi diperlukan kesungguhan untuk mempelajari dan perbanyak membaca.

Manfaat Biologi di Berbagai Macam Bidang

Lingkungan merupakan tempat yang menarik untuk dipelajari. Tanpa terkecuali ilmu biologi yang tidak bisa lepas dari kehidupan sehari-hari. Banyak hal yang kita lakukan setiap hari sebenarnya memanfaatkan dan menggunakan ilmu biologi, namun semua itu jarang kita sadari. Mulai dari mengembangkan bibit pertanian, menemukan obat-obatan, mengembangkan pembibitan ikan, dan lain sebagainya

Seiring dengan perkembangan zaman, dewasa ini yang semakin hari semakin maju secara cepat, pemanfaatan ilmu biologi diharapkan bisa meningkatkan taraf hidup manusia di belahan bumi manapun. Pada artikel kali ini akan membahas mengenai manfaat biologi di berbagai bidang yang akan diulas lebih dalam lagi, berikut penjelasannya di bawah ini:

1. Bidang Kedokteran

Dahulu banyak masalah penyakit yang tidak dipahami penyebab maupun cara pengobatannya, sehingga cara yang ditempuh untuk mencegah maupun dalam menyembuhkannya tidak tepat. Tetapi berkat perkembangan biologi, khususnya dalam cabang ilmu: anatomi dan fisiologi manusia, mikrobiologi, virologi dan patologi, telah banyak membantu para dokter dalam memahami penyebab gangguan tersebut. Dengan demikian para dokter berhasil mencegah dan menyembuhkan berbagai penyakit yang sampai saat ini sering menjadi masalah yang menakutkan bagi manusia.

Berikut ini adalah contoh-contoh sumbangan pengetahuan yang telah diberikan oleh biologi beserta cabang-cabang ilmunya dalam dunia kesehatan dan atau kedokteran:
  • Para penderita penyakit yang mengalami kerusakan pada salah satu organ tubuhnya, kini telah endapatkan jalan keluarnya yaitu melalui teknik transplantasi (pencangkokan) organ. Transplantasi organ yang sudah berhasil dilakukan oleh para dokter adalah pencangkokan ginjal, jantung, sumsum tulang belakang maupun hati.
  • Teknik fertliasi invitro telah dapat diaplikasikan tidak hanya pada hewan ternak, tetapi telah dapat dilakukan pada manusia. Teknik ini dapat membantu pasangan suami istri yang sulit mendapatkan keturunan karena suatu kelainan. Fertilasi ini tentunya berasal dari gamet pasangan yang bersangkutan. Teknik karakterisasi dan pemisahan gamet sperma yang membawa kromosom X dan Y (penentu jenis kelamin keturunan) juga telah berhasil dilakukan. Teknik ini memungkinkan para pasangan suami istri mendapat keturunannya dengan jenis kelamin tertentu.
  • Mikrobiologi kedokteran telah berhasil mengidentifikasi beberapa jenis mikroba yang menyebabkan penyakit pada manusia maupun hewan. Dengan demikian, antibiotik untuk mikroba-mikroba tersebut dapat dibuat.
  • Virologi pun telah memberikan sumbangannya pada dunia kedokteran, dengan mendasari pengetahuan dalam usaha menciptakan vaksin-vaksin. Misalnya pada kasus yang baru saja terjadi yaitu mengenai Virus Flu Burung. Sebuah surat kabar memberitakan bahwa Virus Flu Burung atau disebut juga Virus Avian Influenza, yang hanya dapat diteruskan kepada manusia melalui kontak yang sangat dekat, telah dapat ditemukan vaksinnya oleh para pakar Imunologi dan Bioteknologi di badan kesehatan dunia (WHO). caranya adalah dengan menggabungkan gen Avian dengan gen flu pada manusia agar menjadi aman. Mereka mengambil satu gen virus flu burung kemudian menggantikan gennya tadi dengan gen flu manusia. Hasil dari kombinasi virus buatan ini kemudian dipersiapkan sebagai basis untuk pembuatan vaksinnya.
2. Bidang Pertanian dan Perkebunan

Manfaat ilmu biologi dalam bidang pertanian dan perkebunan, sebagi contoh ilmu biologi merupakan dasar dari ilmu pertanian dan juga perkebunan terutama dalam penemuan jenis tanaman unggul, rekayasa genetika tumbuhan dan hewan.
  1. Membantu dalam menemukan dan mengembangkan bahan kebutuhan pokok manusia, terutama bahan makanan dari tanaman pertanian,
  2. Menemukan berbagai penyebab dan pengobatan berbagai macam penyakit pada tanaman pertanian.
  3. Penemuan bibit-bibit unggul tanaman pertanian yang bisa meningkatkan produksi pertanian sehingga dapat membantu menyelesaikan masalah pangan.
  4. Menyingkap rahasia proses-proses kehidupan, pewarisan sifat, dan gen sehingga dapat digunakan untuk merubah sifat-sifat pada tanaman pertanian menjadi lebih unggul serta menghasilkan tanaman hibrida yang banyak dengan sifat yang tetap.
  5. Pengetahuan mengenai sifat suatu tanaman berdasarkan analisa sel (ilmu biologi) membuat manusia mampu menerapkan cara pembudidayaan yang tepat dan pengolahan hasilnya lebih lanjut (pertanian). Pengetahuan mengenai sifat dan karakter serangga yang berhubungan dengan iklim atau musim (ilmu biologi) membuat manusia dapat menetapkan waktu bercocok tanam yang tepat atau metode penanggulangan hama serangga tersebut (ilmu pertanian) 
3. Bidang Peternakan

Seperti halnya pada bidang pertanian, pemanfaatan biologi pada bidang peternakan pun sudah sedemiian besar. Dengan menerapkan pengetahuan cabang-cabang biologi seperti zonologi, anatomi hewan, fisiologi hewan, genetika, biologi reproduksi, embriologi, dan biologi molekuler/rekayasa genetika, para peternak dan masyarakat yang lebih luas telah dapat menikmati hasilnya. Melalui penerapan ilmu-ilmu tersebut telah banyak dihasilkan ternak varietas unggul, diantaranya adalah ayam penghasil banyak susu, dan domba pedaging.
Dalam usaha perbanyak ternak unggul tersebut kini pun telah banyak menggunakan teknik kawin silang (hibridisasi) dan teknik kawin suntik (inseminasi buatan). Dengan teknik inseminasi buatan, dapat dihasilkan keturunan sapi atau domba yang diharapkan tanpa mengenal musim kawin, serta tidak melibatkan sapi atau domba jantan.

Teknik Inseminasi buatan ini diikuti dengan teknik superovulasi, yakni teknik perbanyakan ternak unggul dengan cara menyuntikkan hormon reproduksi berupa PMSG (Pregnant Mare Serum Gonadotrophin) dan HCG (Human Chorionic Gonadotrophin). Hormon-hormon ini berfungsi merangsang terbentuknya sel telur dalam jumlah banyak sebelum sapi atau domba diinseminasi. Adapun spermatozoa yang berasal dari ternak jantan dapat diperoleh tidak harus dari ternak jantan secara langsung , tetapi diambil dari tempat penyimpanan spermatozoa. Teknik penyimpanan spermatozoa menggunakan nitrogen cair bersuhu - 196 derajat celcius.

Selain teknik inseminasi dan superovulasi, dewasa ini telah dikembangkan juga teknik fertilisasi in vitro. Pada teknik ini, embrio dapat dihasilkan di luar uterus (kandungan) induk betina dalam jumlah tertentu. Dan sebelum embrio ini diimplantasikan (ditanam dalam uterus induk betina) dapat disimpan dalam jangka waktu tertentu pada nitrogen cair bersuhu - 196 derajat celcius. Embrio dari jenis unggul ini kemudian dapat diimplantasikan ke induk sapi betina yang tidak unggul bunting semu dari species yang sama. Dengan demikian akan cepat diperoleh banyak sapi unggul.

4. Bidang Industri

Dahulu manusia hanya mengambil sesuatu dari lingkungannya yang langsung dapat dimanfaatkan untuk kehidupannya, misalnya buah-buahan langsung dipetik untuk dimakan, sementara bagian lain dari tumbuhan itu dibiarkan atau dibuang begitu saja. Begitu pula pemanfaatan manusia terhadap hewan, hanya diambil dagingatau telurnya saja. Namun setelah berkembangnya biologi, khususnya pada cabang zoologi, botani, taksonomi, biokimia, mikrobiologi dan bioteknologi, manusia telah berhasil menemukan berbagai bagian tubuh tumbuhan atau hewan yang dapat diolah menjadi bahan baku industri.

Berikut ini adalah contoh-contoh pemanfaatan biologi pada bidang industri
  • Ditemukannya kandungan gula yang cukup tinggi pada batang tebu, menyebabkan berkembangnya pabrik pengolahan tebu menjadi gula.
  • Diketahuinya bahwa serabut biji kapas dan bulu domba dapat diolah menjadi benang, dan kepompong ulat sutera dapat diolah menjadi benang sutra, maka berkembanglah industri tekstil/kain, kain wol dan kain sutra.
  • Dengan berkembangnya mikrobiologi, telah diketahui berbagai struktur dan sifat-sifat dari berbagai jenis mikroba/jasad renik, baik yang menguntungkan maupun yang bersifat patogen (menyebabkan penyakit), maka berkembanglah industri obat-obatan, makanan/minuman yang berkhasiat obat. Contoh dalam industri makanan adalah sebagai berikut; setelah diketemukannya jenis bakteri Lactobacillus yang sifat-sifatnya dapat bermanfaat bagi manusia dan dapat dibuat menjadi yoghurt. Yoghurt ini dibuat dari susu yang difermentasikan dengan menggunakan bakteri Lactobacillus, pada suhu 40 derajat celcius selama 2,5 jam sampai 3,5 jam. Contoh lainnya pemanfaatan mikrobiologi dalam bidang industri makanan adalah pada industri kecap, tempe, oncom, keju, roti, dan nata de coco serta minuman anggur.
Dalam industri obat-obatan, telah diketahui sifat-sifat bakteri Escherichia coli yang ternyata dapat dibuat/disintesis menjadi insulin; insulin ini sangat berguna bagi penderita penyakit Diabetes Melitus pada manusia. Contoh perkembangan mikrobiologi dalam industri obat-obatan lainnya adalah pada industri pembuatan antibiotik dan vaksi. Macam-macam antibiotik yang sudah berhasil dibuat antara lain adalah: Penisilin (dibuat dari jamur Penicillium), Sefalosporin (dihasilkan oleh jamur Cephalosporium), dan Tetrasiklin (dihasilkan oleh jamur Streptomycin) .

3. Mengembangkan Teknik Hibridisasi

Masalah mengenai banyak varietas yang tidak mampu berkembang dengan baik karena banyak kekurangan yang menyebabkan berbagai kesulitan, tentunya harus dicarikan solusi dan jalan keluar yang tepat. Mulai dari tanaman yang mudah terserang penyakit, hasilnya kurang maksimal ataupun hal lainnya, perlu ditangani dengan baik.

Dengan adanya permasalahan-permasalahan di atas, maka ilmu biologi ikut berperan aktif dalam penemuan suatu teknik yang dinamakan hibridisasi sebagai solusi terbaik. Dengan menggunakan teknik ini, segala kekurangan yang ada bisa tertangani dengan baik dengan mempelajarinya kemudian menemupan varietas baru yang tentunya lebih unggul.

Dasar dari teknik hibridisasi sebenarnya tidak rumit. Intinya saling melengkapi satu sama lain dengan catatan masih satu varietas. Misalnya saja menggabungkan kacang kedelai A dengan kacang kedelai B. Kacang kedelai A mempunyai keunggulan tahan terhadap penyakit namun tidak tahan lama jika disimpan.

Sedangkan kacang kedelai B mempunyai keunggulan bisa bertahan lama saat disimpan, namun mudah terserang penyakit. Dengan keadaan yang terjadi bertolak belakang seperti itu bisa dimanfaatkan untuk menciptakan varietas unggulan dengan menyilangkannya. Sehingga nantinya akan ditemukan varietas baru yang tahan terhadap penyakit dan bisa disimpan dalam waktu yang lama.

4. Mengembangkan Teknik Pembibitan Ikan

Manfaat biologi di berbagai bidang berikutnya ialah pembibitan ikan. Dalam upaya membudidayakan ikan tentunya diperlukan teknik khusus yang bisa membantu pembudidayaan untuk lebih cepat memanen hasil. Jika membiarkan ikan berkembang biak secara alam tentunya membutuhkan waktu yang cukup lama sampai ke proses pemanenan.

Untuk itu ilmu biologi dimanfaatkan dalam upaya membantu kondisi tersebut. Akhirnya ditemukanlah teknik pembudidayaan dengan cara melakukan pemijahan sehingga bisa menghasilkan bibit ikan dalam jumlah banyak dalam waktu yang singkat dan proses pemanenannya pun bisa lebih cepat. Dengan begitu para pembudidayaan akan segera menikmati hasil dan bisa menyuplai customer dalam jangka waktu yang teratur sesuai dengan schedule yang sudah disepakati. Pada akhirnya customer bisa puas dan kebutuhan akan protein bisa terpenuhi.

5. Membantu Mengembangkan Bioteknologi

Dalam upaya mengembangkan bioteknologi dibaliknya terdapat ilmu biologi yang digunakan dan diterapkan. Seperti halnya proses rekayasa genetika yang kini semakin berkembang yang diterapkan pada berbagai aspem meliputi proses pembuatan bayi tabung, pengembangan tumbuhan baru, pengembangan hewan baru dan lain sebagainya.

Pada pengembangan tumbuhan dan hewan baru dimaksudkan untuk mendapatkan induknya yang lebih baik dan unggul sehingga nantinya akan diperoleh anakan yang jauh lebih baik. Kemudian ada juga penggunaan teknik kultur jaringan dan juga teknik cloning. Dalam suatu kejadian tumpahnya minyaki mentah di perairan laut, untuk melakukan penguraian biasanya memanfaatkan berbagai jenis bakteri yang dapat membantu proses tersebut sehingga pencemaran yang mungkin bisa membunuh banyak makhluk hidup di ekosistem laut bisa diminimalisir.

Demikianlah pembahasan mengenai "Manfaat Biologi di Berbagai Macam Bidang", semoga dengan adanya artikel ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan yang bermanfaat untuk anda.

Related Posts:

Faktor yang Mempengaruhi Kerja Enzim

Enzim merupakan protein yang bertindak sebagai katalis dan bertanggung jawab untuk laju dan kekhususan yang tinggi dari satu atau lebih reaksi biokimia intraseluler dan ekstraseluler. Enzim bekerja dengan membentuk kompleks enzim - substrat. Reaksi enzim selalu bolak-balik. Hampir semua enzim adalah protein globular yang terdiri atas polipeptide tunggal atau dua atau lebih polipeptide yang diikat bersama (dalam struktur kuarternari (oleh ikatan non kovalen. Ini disebabkan oleh konfigurasi tiga dimensi yang ada dalam larutan, enzim-enzim bertindak terhadap molekul-molekul lain (substrat), dan mengkatalis satu tipe (tetap tidak harus satu) reaksi kimia.

bentuknya memungkinkan adanya satu atau dua sisi aktif (domain) yang mengikat untuk sementara dan biasanya secara non-kovalen dengan molekul substrat yang setara untuk membentuk satu atau lebih kompleks enzim-substrat (ES), katalisis hanya terjadi selama adanya kompleks tersebut.

Satu atau lebih produk kemudian dilepaskan sehingga sisi aktifnya bebas lagi untuk mengikat substrat yang baru. Sisi aktif mempunyai konformasi dan distribusi muatan yang khusus substrat dan komponen asam aminonya, akan mengubah posisinya yang tiga dimensi (induced fit) sebagai substrat pengikat, sehingga memungkinkan beberapa sub-reaksi terlibat dalam katalis untuk bekerja.

Kerja enzim hanyalah mempercepat laju reaksi, yang posisi ekuilibrium dari reaksi bolak-baliknya dipertahankan. Proses kerja enzim dapat diterangkan dalam konteks pengertian termodinamika. Enzim akan memperkecil energi aktifitas reaksi-reaksi, sehingga memungkinkannya untuk terjadi lebih cepat pada suhu rendah hal ini sangat penting dalam sistem biologis. Sekarang diketahui bahwa molekul RNA dapat bertindak sebagai katalis reaksi-reaksi, kadang-kadang melibatkan diri sebagai substrat. Ketika molekul-molekul RNA itu melibatkan molekul non-RNA sebagai substrat maka RNA dapat dianggap sebagai enzim dalam arti sebenarnya.

Pada umumnya, sel hanya dapat melakukan apa yang dimungkinkan oleh enzim-enzim untuk dikerjakan. Selama evolusi dan perkembangan multiselular, sel-sel menjadi tampak dan berfungsi berlainan satu sama lain karena mereka mempunyai kemampuan biokimia yang berbeda-beda.

Mekanisme kerja enzim diterangkan dengan dua teori, yaitu teori gembok dan kunci (Lock and Key theory) yang dikemukakan oleh Fischer (1898). Teori ini menjelaskan bahwa enzim diumpamakan sebagai gembok karena memiliki sebuah bagan kecil yang dapat berikatan dengan substrat. Bagian ini disebut sisi aktif. Sementara itu, substrat diumpamakan sebagai kunci karena dapat berikatan secara pas dengan sisi aktif enzim. Kemudian, teori kecocokan yang terinduksi (Induced Fit Theory) yang dikemukakan oleh Daniel Koshland. Teori ini menjelaskan bahwa sisi aktif enzim dapat berubah bentuk sesuai dengan substratnya (fleksibel).

Faktor yang Mempengaruhi Kerja Enzim

1. Suhu/Temperatur Udara

Enzim akan menjadi tidak aktif jika berada pada suhu di bawah 0൦C. Namun walau tidak aktif, enzim tersebut tidaklah rusak. Setiap jenis enzim punya suhu optimal sendiri-sendiri. Contohnya enzim-enzim yang ada pada tubuh manusia akan bekerja secara optimal jika level suhu udara sekitar 35-40੦C.

Contoh lainnya yaitu bakteri yang bisa hidup di air panas memiliki enzim yang bekerja optimal saat temperatur udara sekitar 70०C. Jika suhu dinaikkan sampai di atas level optimal, maka enzim tersebut akan mengalami kerusakan total atau denaturasi.

2. Nilai pH

Efisiensi suatu enzim sangat dipengaruhi oleh nilai pH atau derajat keasaman sekitarnya. Ini arena muatan komponen asam amino enzim berubah bersama dengan perubahan nilai pH. Secara umum, kebanyakan enzim tetap stabil dan bekerja baik pada kisaran pH 6 dan 8. Tapi, ada beberapa enzim tertentu yang bekerja dengan baik hanya di lingkungan asam atau basa.

Nilai pH yang menguntungkan bagi enzim tertentu sebenarnya tergantung pada sistem biologis tempat enzim tersebut bekerja. Ketika nilai pH menjadi terlalu tinggi atau terlalu rendah, maka struktur dasar enzim tidak dapat mengikat substrat dengan benar, sehingga aktivitas enzim menjadi sangat terpengaruhi. Bahkan enzim dapat sampai benar-benar berhenti berfungsi.

3. konsentrasi Substrat

Jelas saja konsentrasi substrat yang lebih tinggi berarti lebih banyak jumlah molekul substrat yang terlibat dengan aktivitas enzim. Sedangkan konsentrasi substrat yang rendah berarti lebih sedikit jumlah molekul substrat yang dapat melekat pada enzim, menyebabkan berkurangnya akitivitas enzim.

Tapi ketika laju enzimatik sudah mencapai maksimum dan enzim sudah dalam kondisi paling aktif, peningkatan konsentrasi substrat tidak akan memberikan perbedaan dalam aktivitas enzim. Dalam kondisi seperti ini, di sisi aktif semua enzim terus terdapat substrat, sehingga tidak ada tempat untuk substrat ekstra.

4. Konsentrasi Enzim

Semakin besar konsentrasi enzim maka kecepatan reaksi akan semakin cepat pula. Konsentrasi enzim berbading lurus dengan kecepatan reaksi, tentunya selama masih ada substrat yang perlu diubah menjadi produk.

5. Zat-zat Penggiat (Aktivaor)

Aktivator merupakan zat atau molekul yang berfungsi untuk memacu atau mempercepat reaksi enzim. Contoh dan aktivator antara lain garam-garam dari logam alkali dalam kondisi encer (2%-5%), dan ion logam seperti Ca, Mg, Ni, Mn dan Cl. Dan ini juga merupakan faktor yang memengaruhi kerja enzim.

6. Zat-zat Penghambat (Inhibitor)

Inhibitor merupakan suatu molekul yang dapat menghambat aktivitas enzim. Terdapat dua macam inhibitor enzim, yaitu inhibitor kompetitif dan inhibitor nonkompetitif.
  • Inhibitor Kompetitif
Inhibitor Kompetitif (inhibitor irrevesible) merupakan molekul penghambat kerja enzim yang bekerja dengan cara bersaing dengan sisi aktif enzim. Inhibitor kompetitif (inhibitor irrevesible) berikatan secara kuat pada sisi aktif enzim. Pengikatan ini berlangsung bolak-balik sehingga persentase penghambat untuk tingkat inhibitor yang tetap menjadi berkurang kalau substratnya ditambah.

Jadi, inhibitor kompetitif ini dapat dihilangkan dengan cara menambah konsentrasi substrat. Contoh yang teramat penting dari pengikatan ini adalah melibatkan enzim yang paling berlimpah, ribulose bifosfat karboksilase, enzim-penambat CO² pada C³ fotosintesis, dalam proses ini molekul-molekul CO² bersaing dengan molekul-molekul CO² untuk sisi aktif dan contoh lainnya adalah sianida yang terlarut dalam darah bersaing dengan oksigen untuk berkaitan dengan sisi aktif hemoglobin.
  •  Inhibitor Nonkompetitif
Inhibitor yang terkait pada sisi alosetrik enzim (selain sisi aktif enzim) disebut inhibitor nonkompetitif. Inhibitor nonkompetitif adalah molekul penghambat kerja enzim yang bekerja dengan cara melekatkan diri pada luar sisi aktif enzim, yang dapat menyebabkan sisi aktif enzim berubah dan tidak dapat berfungsi lagi. Sehingga substrak tidak dapat berikatan dengan sisi aktif enzim. Inhibitor ini tidak dapat dihilangkan walaupun dengan menambahkan substrat. Contoh inhibitor nonkompetitif yaitu Ag+, Hg² +, dan Pb²+.

Demikianlah pembahasan mengenai "Faktor yang Mempengaruhi Kerja Enzim", semoga dengan adanya artikel tersebut dapat menambah wawasan dan pengetahuan yang bermanfaat untuk anda.

Related Posts:

Objek dan Permasalahan dalam Biologi

Biologi merupakan ilmu pengetahuan kehidupan. Semua makhluk hidup mencerminkan tema atau konsep dan persoalan biologi yang masing-masing memiliki manfaat bagi kehidupan manusia. Seperti, biologi sebagai penemuan, keanekaragaman dan keseragaman, tingkah laku, regulasi, homeostasis, reproduksi dan genetic, evolusi, hubungan struktur dan fungsi.

Makhluk hidup dikelompokkan secara kompleks, yang termasuk seperti atom, molekul, organel, sel, jaringan, organ dan sistem organ. Organisme sendiri memiliki pembagian secara khusus, menjadi populasi, komunitas, ekosistem dan bioma. Keanekaragaman makhluk hidup di bumi saat ini adalah hasil evolusi dari makhluk hidup yang terlah ada sejak milyaran tahun lalu. Sebuah diagram yang disebut dengan pohon filogenetik dapat digunakan untuk mengetahui urutan evolusi dari sebuah organisme.

Biologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari dan mengkaji tentang kehidupan (makhluk hidup) dan berbagai teori yang menjelaskan dan mengungkapkan dunia kehidupan. Lalu apa yang sebenarnya disebut dengan kehidupan? Pertanyaan tersebut terdengar mudah, namun untuk menjawab pertanyaan tersebut tidaklah selalu mudah. Biologi berasal dari dua kata, yaitu Bios yang berarti hidup dan Logos yang berarti pengetahuan atau ilmu pengetahuan. 

Secara keseluruhan biologi artinya ilmu yang mempelajari tentang makhluk hidup, biologi juga menjadi ilmu dasar bagi ilmu-ilmu terapan seperti kedokteran, pertanian maupun peternakan. Bicara mengenai ruang lingkup biologi disini mencangkup berbagai macam makhluk hidup dan juga makhluk yang pernah hidup. Ilmu biologi mempelajari hal yang sangat luas mengenai semua makhluk hidup, baik makhluk uniseluler maupun multiseluler yang hidup di bumi. Adapun kajian dalam biologi diklasifikasikan menjadi lima kingdom, yaitu sebagai berikut.
  • Monera (Eubacteria dan Archaebacteria), makhluk hidup yang tidak memiliki membran inti, namun memiliki DNA atau asam inti sebagai bahan intinya.
  • Protista, Makhluk hidup yang uniseluler atau multiseluler dan memiliki membran inti, semua proses kehidupan atau kegiatan makhluk protista dilakukan oleh sel itu sendiri.
  • Fungi, Fungi atau jamur merupakan makhluk hidup yang tidak mempunyai kloroplas.
  • Plantae, Biasa disebut tumbuhan merupakan makhluk hidup yang memiliki kloroplas dan bersel banyak.
  • Animalia, animalia atau kingdom hewan, mempunyai ciri-ciri dimana sel-selnya memiliki membran inti dan tentunya memiliki kloroplas.

Objek Biologi

Biologi mempelajari kehidupan pada beberapa tingkatan organisasi yaitu:
  • Molekul
  • Sel
  • Jaringan
  • Organ
  • Sistem Organ
  • Individu
  • Populasi
  • Komunitas
  • Ekosistem
  • Bioma
  • Biosfer
1. Molekul

Molekul adalah sekelompok atom (paling sedikit dua) yang berikatan dengan sangat kuat (kovalen) dalam susunan tertentu dan bermuatan netral. Struktur dan fungsi molekul menyusun komponen-komponen pembentukan sel. Contoh: molekul protein, fosfolipid, kolesterol, karbohidrat, air dan ion-ion lain merupakan komponen penyusun membran sel.

2. Sel

Pada tingkat sel, struktur dan fungsi komponen sel serta proses yang terjadi pada sel merupakan objek kajian biologi. Ilmu yang mengkaji sel adalah sitologi. Sel dimiliki oleh seluruh organisme. Sebagian organisme seperti bakteri terdiri atas satu sel, namun kebanyakan organisme merupakan kumpulan dari banyak sel yang terspesialisasi. Masalah-masalah seperti penyakit kanker dan pengembangan makanan serta minuman hasil fermentasi dapat dikaji di tingkat sel. Contoh objek biologi pada tingkat sel yaitu sel pada organisme bersel sati (uniseluler).

3.  Jaringan

Jaringan adalah sel yang terspesialisasi pada organisme multisel, Jaringan juga merupakan sekumpulan sel yang memiliki bentuk dan fungsi yang sama. Struktur dan fungsi berbagai jenis jaringan merupakan objek kajian pada tingkat jaring, ilmu yang mempelajari jaringan adalah histologi. Masalah-masalah yang dapat dikaji pada tingkat jaringan antara lain diagnosis dan penanggulangan berbagai penyakit pada tanaman, manusia, maupun hewan. Contoh objek biologi pada tingkat jaringan yaitu jaringan epitel silinder selapis.

4. Organ & Sistem Organ

Berbagai jaringan berbeda yang menjalankan fungsi tertentu membentuk organ. Contoh organ pada manusia yaitu otak, jantung, paru-paru, dan ginjal. Setiap organ merupakan bagian dari suatu sistem dengan fungsi tertentu yang disebut sistem organ. Otak adalah bagian dari sistem saraf yang memiliki fungsi koordinasi. Jantung adalah bagian dari sistem sirkulasi untuk mengedarkan darah. Struktur (anatomi) dan fungsi (fisiologi) berbagai jenis organ dan sistem organ pada berbagai organisme multi sel merupakan objek kajian pada tingkat ini. Berbagai penyakit yang menyerang organ tubuh manusia dan pengobatannya seperti penyakit TBC yang menyerang paru-paru dan hepatitis yang menyerang hati dapat dikaji pada tingkat ini.

5. Individu

Berbagai sistem organ yang bekerja bersama-sama melakukan kegiatan kehidupan membentuk individu. Individu ini adalah unti kehidupan. Pada tingkat individu, perkembangan individu merupakan objek kajian ilmu biologi perkembangan. Kelainan dalam perkembangan embrio adalah contoh masalah pada tingkat ini.

6. Populasi

Populasi terbentuk dari sekumpulan organisme atau individu dari suatu spesies tertentu yang hidup dalam suatu wilayah geografi. Pola penyebaran spesies dan proses penyebabnya merupakan objek kajian biogeografi. Distribusi dan perubahan frekuensi alel dikaji dalam genetika populasi. Kepadatan penduduk dan kelangkaan spesies tertentu seperti bunga raflesia merupakan contoh dari masalah pada tingkat ini. Contoh dari populasi adalah banteng di ujung kulon atau harimau sumatra di pulau sumatra seperti pada gambar berikut ini.

Gambar banteng ujung kulon & harimau sumatra

7. Komunitas

Populasi dari berbagai jenis organisme berinteraksi pada suatu tempat tertentu membentuk komunitas. Dalam komunitas, semua organisme merupakan bagian dari komunitas dan antara komponennya saling berhubungan melalui keragaman interaksinya. Contoh komunitas adalah populasi ikan, populasi ganggang dan populasi hewan di sekitarnya membentuk komunitas terumbu karang seperti gambar berikut.

8. Ekosistem

Ekosistem adalah intraksi antara makhluk hidup yang berada di suatu wilayah tertentu (komunitas) dengan lingkungan abiotiknya. Ekosistem dibentuk oleh beberapa macam populasi yang berinteraksi dengan lingkungan tempat mereka hidup, atau interaksi (hubungan timbal balik) antara komponen biotik (MH) dengan komponen abiotik (lingkungan).

9. Bioma

Bioma merupakan suatu daerah daratan yang luas yang dibentuk oleh ekosistem dalam skala besar yang terjadi karena adanya interaksi iklim dengan keanekaragaman makhluk hidup yang khas (yang dominan). Contoh: bioma tudra, bioma taiga dan bioma hutan hujan tropis.

Permasalahan Biologi

Kehidupan manusia tidak terlepas dari permasalahan, diantaranya permasalahan yang berhubungan dengan biologi. Luasnya kajian ilmu biologi seperti disebutkan dalam tingkatan organisasi kehidupan menunjukkan bahwa permasalahan manusia yang berhubungan dengan biologi juga sangat luas. Perhatikan gambar di bawah ini.


Gambar di atas merupakan salah satu contoh permasalahan dalam kehidupan manusia yang berhubungan dengan biologi. Permasalahan pada gambar di atas termasuk dalam tingkat organisasi kehidupan apa? Gambar di atas menunjukkan adanya penebangan pohon, hal ini menunjukkan adanya gangguan/perusakan hutan akibat ulah manusia. Perusakan hutan merupakan objek dalam tingkat ekosistem karena tidak saja membicarakan tentang populasi pohon tetapi juga hewan-hewan yang tinggal di hutan tersebut serta menyangkut ketersediaan air (komponen abiotik).

Demikianlah pembahasan mengenai "Objek dan Permasalahan dalam Biologi", semoga dalam artikel ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan yang bermanfaat untuk anda.

Related Posts:

Pengertian, Macam-macam dan Manfaat Keaneka Ragaman Hayati

Bumi merupakan tempat tinggal dari berbagai macam makhluk hidup. Sebagai tempat tinggal makhluk hidup, bumi tidak hanya dihuni oleh manusia saja, namun juga terdapat makhluk-makhluk yang hidup berdampingan dengan manusia. Karena manusia hidup berdampingan dengan makhluk lain, kita harus menggunakan sumber daya yang ada dengan sebaik-baiknya. Namun, karena ada juga beberapa manusia yang memiliki kesombongan dalam dirinya, maka ia akan berbuat kerusakan di bumi ini.

Selain berbuat kerusakan, manusia yang memiliki sifat sombong dalam dirinya akan berbuat semena-mena terhadap makhluk hidup yang lainnya juga. Sebagai manusia yang baik, kita harus memanfaatkan sumber daya yang merupakan anugerah dari sang pencipta dengan sebaik-baiknya. Menggunakan sumber daya yang tersedia dengan sebaik-baiknya dapat kita lakukan dengan tidak berbuat kerusakan terhadap alam kita. Karena jika terjadi kerusakan maka dampaknya akan kembali lagi kepada kita sendiri.

Pengertian Keanekaragaman Hayati

Biodiversitas merupakan istilah atau singkatan dari keanekaragaman hayati. Istilah ini digunakan untuk menggambarkan berbagai kehidupan yang terdapat di muka bumi ini dan semua proses yang berhubungan dengan alam. Keanekaragaman hayati sudah termasuk sistem ekosistem, keragaman genetik, kultural dan hubungan lain dengan semua spesies. Konsep yang menggambarkan keanekaragaman hayati ada bermacam-macam. Contohnya seperti ukuran, bentuk, tekstur, ataupun jumlah.

Keanekaragaman hayati dikenal banyak orang dengan istilah biodiversitas atau dalam bahasa inggris biasa dibilang biodiversity. Pengertian lainnya lagi adalah sebuah istilah pembahasan yang mencangkup seluruh bentuk kehidupan secara ilmiah yang dapat dikelompokkan menurut skala organisasi biologisnya yang mencangkup gen, spesies tumbuhan, hewan, mikrooganisme, serta proses ekologi lainnya yang menjadi bagian kehidupan. 

Ada dua faktor penyebab keanekaragaman hayati, yaitu faktor genetik dan faktor luar. Faktor genetik bersifat relatif konstan atau stabil pengaruhnya terhadap morfologi organisme. Sebaiknya, faktor luar relatif stabil pengaruhnya terhadap morfologi organisme dan interaksi antara organisme dalam ekosistem tertentu. Karena sesuai dengan lingkungan yang ada.

Keanekaragaman hayati dapat terjadi pada berbagai tingkat kehidupan, mulai dari organisme tingkat rendah sampai organisme tingkat tinggi. Misalnya dari makhluk bersel satu hingga makhluk bersel banyak, dan tingkat organisasi kehidupan individu sampai tingkat interaksi kompleks, misalnya dari spesies sampai ekosistem. 

Secara garis besar, keanekaragaman hayati yang terdapat di suatu wilayah bermacam-macam. Keanekaragaman hayati sangat diperlukan untuk kelestarian hidup organisme dan berlangsungnya daur materi (aliran energi). Keanekaragaman hayati ditunjukkan dengan adanya berbagai macam jenis makhluk hidup (hewan, tumbuhan, dan mikroorganisme). Keanekaragaman hayati ditentukan oleh interaksi antara dua faktor, yaitu faktor keturunan (genotip) dan lingkungan tempat organisme hidup.

Macam-macam Keanekaragaman Hayati

Jika kita sudah membahas dan mulai memahami tentang pengertian keanekaragaman hayati, maka kita sekarang akan melangkah ke pembahasan yang lebih menarik lagi, yakni tentang tingkatan-tingkatan dalam keanekaragaman, secara pengertiannya kanekaragaman hayati dapat kita pilah menjadi tiga bagian yakni keanekaragaman gen (genetik), keanekaragaman spesies (jenis), dan keanekaragaman ekosistem. Untuk penjelasan secara lengkapnya mengenai ketiga tingkatan tersebut silahkan menyimak di bawah ini.

1. Keanekaragaman Gen

Keanekaragaman gen merupakan variasi atau perbedaan gen yang terjadi dalam satu jenis atau spesies makhluk hidup. Keanekaragaman gen dapat menyebabkan variasi antarindividu sejenis. Contohnya seperti keanekaragaman tanaman padi dan mangga, yang memiliki banyak sekali ragam dan jenisnya, walaupun mereka sama-sama mangga ataupun sama-sama padi. Tanaman padi terdapat beberapa macam atau varietas seperti IR, PB, kapuas, rojolele, dan sedani. Tanaman mangga memiliki banyak varietas seperti arum manis, manalagi, gadung dan golek. 

Perbedaan ini mampu menyebabkan sifat yang tidak tampak (genotipe) dan sifat yang tampak (fenotipe) pada setiap makhluk hidup menjadi berbeda . Variasi makhluk hidup dapat terjadi akibat perkawinan sehingga susunan gen keturunannya berbeda dari susunan gen induknya. Selain itu, variasi makhluk hidup dapat pula terjadi karena interaksi gen dengan lingkungan.

2. Keanekaragaman Spesies

Keanekaragaman spesies merupakan keanekaragaman yang dapat ditemukan di suatu kelompok maupun komunitas di suatu tempat tertentu, perbedaan ini sangatlah mudah dibedakan karena dapat dilihat dengan mata terbuka, hal ini karena perbedaan itu begitu ketara.

Sebagai contoh agar kita mudah dalam memahaminya, seperti keanekaragaman yang terjadi antara kurma, sagu dan kelapa. Meskipun tumbuh-tumbuhan itu merupakan satu kelompok tumbuhan palem-paleman, akan tetapi masing-masing memiliki fisik yang berbeda dan hidup di tempat yang berbeda. Seperti kelapa tumbuh di pantai, kurma tumbuh di daerah kering dan sagu tumbuh di pegunungan basah (rawa gambut).

Jika kita melihat lagi contoh keragaman yang ada pada binatang, karena contoh di atas merupakan keragaman pada tumbuhan, nah contoh untuk binatangnya adalah kucing, singa dan harimau. Akan tetapi singa, kucing dan harimau terdapat perbedaan fisik yang sangat jauh, habitat dan tingkah lakunya.

 3. Keanekaragaman Ekosistem

Keanekaragaman yang terjadi pada tingkat ekosistem merupakan akibat dari interaksi yang sangat kompleks melalui komponen biotik dengan komponen abiotik.

Interaksi Biotik

Interaksi Botik dapat terjadi pada makhluk hidup satu dengan makhluk hidup yang lain (baik di dalam jenisnya ataupun antar jenisnya) yang membentuk suatu komunitas.

Interaksi Abiotik

Interaksi abiotik dapat terjadi antara makhluk hidup dengan lingkungan fisik, yaitu suhu, cahaya dan lingkungan kimiawi, antara lain, air, mineral dan keasaman.

Manfaat Keanekaragaman Hayati

Dapat kita ketahui bahwa bentangan alam yang sangat luas sudah memunculkan beragam keanekaragaman hayati. Baik flora maupun fauna, semuanya wajib kita jaga untuk keberlangsungan kehidupan di muka bumi ini.

Pada dasarnya keanekaragaman hayati merupakan sumber kehidupan utama di muka bumi. Karena mempunyai fungsi sebagai penunjang kehidupan, maka peran keanekaragaman hayati sangat besar bagi manusia. Berikut adalah manfaat dari keanekaragaman hayati.

Manfaat Keanekaragaman Hayati

Sumber Pangan

Keberadaan keanekaragaman hayati terdapat di sekitar kita menjadikannya berbagai sumber bahan pangan bagi manusia. Setiap hari manusia membutuhkan sumber energi untuk dapat beraktivitas. Karena tidak dapat menghasilkan makanan sendiri karena itulah manusia memperoleh makanan dari keanekaragaman hayati berupa hewan dan tumbuhan.

Sumber Sandang dari Keanekaragaman Hayati

Selain sebagai penyediabahan pangan, keanekaragaman juga menjadi penyedia bahan sandang bagi manusia. Sandang yang didapatkan dapat berasal dari hewan maupun tumbuhan berikut adalah beberapa pemanfaatan keanekaragaman hayati sebagai sumber pangan:

Tanaman

Masyarakat dari suku dani yang berada di lembah baliem papua, biasa menggunakan labu air untuk bahan membuat koteka pada laki-laki dan perempuan. Selain itu, di papua juga menggunakan tumbuhan wen serta kem untuk dijadikan bahan membuat pakaian.

Hewan

Dengan semakin pesatnya perkembangan teknologi, bagian tubuh dari berbagai jenis hewan kini dapat digunakan sebagai bahan sandang. Contohnya yaitu kulit sapi yang dijadikan bahan pembuatan sepatu , kulit buaya dijadikan tas, ulat sutra dijadikan bahan kain sutra, kulit domba yang dijadikan bahan jaket, bulu burung sebagai bahan aksesoris, dan lain sebagainya.

Sumber Pemenuh Kebutuhan Sekunder

Manusia mempunyai kebutuhan sekunder, salah satu kebutuhan sekunder yaitu adalah refreshing. Keberadaan keanekaragaman hayati menjadikan sebagai sarana melepas penat bagi manusia setelah lelah menjalani berbagai rutinitas harian. Objek yang dimanfaatkan dapat berupa pegunungan, danau, pantai, dan lain-lain.

Sumber Obat-obatan

Keberadaan keanekaragaman hayati sebagai menyumbang bahan pangan dan sandang juga menyediakan berbagai jenis obat-obatan herbal. Terdapat sekitar 30.000 jenis spesies tumbuhan yang beberapa diantaranya digunakan sebagai bahan obat-obatan. Sebanyak 940 spesies digunakan sebagai tumbuhan obat dan 250 spesies digunakan dalam industri lokal. Berikut ini adalah beberapa jenis obat-obatan yang berasal dari hewan maupun tumbuhan:
  • Pohon Kina (Chincona calisaya, cinchona officianlis), pada umumnya dimanfaatkan pada bagian kulitnya. Bagian tersebut mengandung senyawa alkaloid kina (quinine) yang mempunyai manfaat sebagai obat malaria.
  •  Madu dari lebah yang mempunyai manfaat untuk meningkatkan daya tahan tubuh.
  • Buah mengkudu (Morind citrifolia), mempunyai manfaat sebagai penurun tekanan darah tinggi.
  • Buah merah (Pandanus conoideus) dimanfaatkan sebagai obat kanker, kolesterol tinggi dan diabetes.
  • Ular dimanfaatkan daging dan lemaknya yang dipercaya dapat mengobati penyakit kulit seperti gatal-gatal. 
Keanekaragaman Hayati Sebagai Sumber Keilmuan

Ketergantungan kehidupan manusia terhadap keanekaragaman hayati membuatnya berupa untuk terus mengembangkan berbagai usaha mulai dari pertanian, perkebunan, peternakan dari berbagai keanekaragaman hayati. Agar dapat berkembang diperlukan ilmu pengetahuan untuk membuahkan hasil yang maksimal. Berikut ini adalah beberapa contohnya:

Tanaman

Dalam melakukan perkembangbiakan tanaman secara vegetatif diperlukan usaha seperti mencangkok, menempel, menyambung, merunduk ataupun stek. Ketika hendak mencangkok tanaman, perlu diketahui dahulu ciri-ciri tanaman yang hendak kita cangkok. Karena tidak semua jenis tanaman dapat dicangkok.

Hewan

Sama seperti pada tanaman, untuk proses pemijahan manusia juga perlu membantu dalam proses ini. Tujuannya agar dapat menghasilkan secara maksimal. Dalam melakukan proses ini, diperlukan pengetahuan tentang kapan waktu yang tepat untuk melakukan proses pemijahan, bagaimana perawatan yang tepat bagi betina yang sedang hamil, dan perawatan anakan agar dapat tumbuh secara maksimal.

Sebagai Penyeimbang Ekosistem

Bisa dibilang bahwa manfaat terpenting keanekaragaman hayati yaitu sebagai penyeimbang ekosistem, atau bisa juga sebagai penentu keberlangsungan kehidupan. Keberadaan makhluk hidup pada masing-masing ekosistem mempunyai peranannya masing-masing. Oleh karena itu kita wajib menjaganya agar tidak punah.

Karena jika salah satu hewan punah maka akan berdampak kepada ekosistem lainnya. Dan jika suatu ekosistem keberadaannya terancam maka juga akan memengaruhi kehidupan manusia yang banyak bergantung pada keberlangsungan ekosistem tersebut.

salah satu contoh keanekaragaman hayati yang menjadi penyeimbang ekosistem adalah ekosistem hutan tropis yang merupakan penyedia oksigen bagi makhluk hidup terutama manusia. Jika oksigen tetap terjaga, maka begitu juga dengan keberlangsungan makhluk hidup yang lain juga akan terjaga.

Demikianlah pembahasan mengenai "Pengertian, Macam-macam dan Manfaat Keanekaragaman Hayati", semoga dengan adanya artikel tersebut dapat menambah wawasan dan pengetahuan yang bermanfaat bagi anda.

Related Posts:

Penjelasan dan 5 Cara Intensifikasi Pertanian yang Benar dan Tepat

Di indonesia yang sebagian besar rakyatnya berprofesi sebagai petani ternyata menjadikan negara tersebut sebagai negara agraris. Indonesia banyak menghasilkan petani-petani handal dan tidak kalah dengan petani dari negara lain. Hasil pertanian sangat melimpah di indonesia, mulai dari rempah-rempah, sayur-mayur, ubi, kentang, kopi, cokelat, padi, buah-buahan, dan lain sebagainya. Semua komoditi yang dihasilkan dari pertanian indonesia tersebut ternyata tidak hanya dikonsumsi oleh masyarakat di dalam negeri, akan tetapi hasil panen adakalanya di ekspor ke luar negeri. Tak heran jika hasil ekspor juga menyumbang terhadap Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) tiap tahunnya.

Untuk meningkatkan hasil pertanian sehingga dapat menghasilkan produk panen yang melimpah, unggul berkualitas tinggi, maka pemerintah dan banyak para petani di indonesia mencari terobosan terbaru untuk memperoleh hasil panen yang optimal yakni dengan membuat sistem pertanian melalui teknik intensifikasi pertanian, maupun ekstensifikasi pertanian. Ketiga upaya peningkatan produksi panen tersebut sudah dilakukan sejak tahun 1950n yang dilatarbelakangi oleh ketertarikan pemerintah untuk mengkonversi lahan tanaman tebu menjadi lahan tanaman padi. Rata-rata hasil produksi padi di indonesia pada tahun 1956-1960 yakni berkisar antara 2 ton per hektar. Selanjutnya pada tahun 1960 dan seterusnya swasembada beras menjadi program utama pemerintah indonesia. Sehingga pada waktu itu, pemerintah indonesia berupaya semaksimal mungkin untuk meningkatkan produksi pada guna memenuhi kebutuhan di dalam negeri akibat lonjakan jumlah penduduk indonesia yang semakin meningkat tajam.

Intensifikasi pertanian merupakan usaha yang dilakukan petani untuk meningkatkan hasil pertanian dengan cara mengoptimalkan lahan pertanian yang sudah tersedia. Intensifikasi dianjurkan untuk menghasilkan produk pertanian yang tahan penyakit, menghasilkan buah, sayur dan makanan pokok yang berkualitas tinggi dan unggul. Dalam pelaksanaan intensifikasi pertanian adakalanya para petani memperhatikan masalah pengelolaan tanah, pengadaan bibit unggul, penanaman, penumpukkan, pemberantasan hama serta penyakit pada tanaman, pemanenan dan kegiatan selama pasca panen. Program Intensifikasi pertanian di indonesia dilatarbelakangi oleh keinginan pemerintah dan rakyat untuk memperoleh hasil panen yang layak, cukup untuk memenuhi kebutuhan di dalam negeri, serta mampu untuk program intensifikasi pertanian diharapkan mampu untuk mengurangi dan mengendalikan hama tanaman yang sangat merugikan bagi petani, terutama hama jenis wereng, kutu busuk, kutu buah, ulat daun, serta tikus yang merupakan hewan pengerat dan sering menurunkan produksi tanaman padi. 

Program intensifikasi pertanian terutama untuk meningkatkan produksi padi dibentuk sejak tahun 1960 melalui program BIMAS (Bimbingan Massal). Dalam proses perkembangannya, ternyata masyarakat indonesia sangat dikeluhkan dengan adanya program intensifikasi pertanian terutama untuk padi. Sebab, para petani dirugikan dengan adanya berbagai macam hama pengganggu tanaman sehingga pada tahun 1961, 1962 hingga 1969 produksi padi para petani indonesia banyak yang mengalami serangan hama, serta tak heran jika banyak yang gagal panen. Akibat peristiwa ini, pemerintah mulai berupaya untuk mencarikan solusi atas permasalahan tersebut, sehingga pada tahun 1970 hingga 1980, pemerintah membuka ruang kepada rakyat untuk mengatasi masalah hama pada tanaman padi yakni dengan menggunakan berbagai jenis dan formulasi pestisida dengan beranekaragam bahan aktifnya. Pada saat itu, penggunaan pestisida dilakukan untuk memberantas hama pengganngu tanaman, namun bukan untuk mencegah atau mengendalikan agar hama tanaman tidak timbul kembali dan merusak tanaman.

Pada tahun 1970, 1971, hingga 1979, penggunaan pestisida di kalangan petani sangat meningkat tajam, sehingga pada saat itu pula produksi bahan makanan , seperti hasil pertanian kentang, ubi, padi, dan berbagai macam buah lainnya mencapai 34%, dan penggunaan pestisida pada saat itu terbukti mampu mematikan hama tanaman . Namun, dengan penggunaan pestisida yang berlebihan di kalangan para petani indonesia ternyata memberikan efek sangat buruk bagi lingkungan dan manusia itu sendiri. Sehingga pada tahun 1990 ke atas, penggunaan pestisida mulai dikurangi bahkan dilarang dengan alasan bahwa pestisida mampu mempercepat laju pencemaran udara dan pencemaran tanah, menimbulkan berbagai penyakit yang di derita oleh manusia jika terpapar oleh senyawa pestisida terutama bagi para petani maka akibatnya adalah kulit mengalami iritasi, mata merah dan berair, keracunan makanan akibat senyawa pestisida yang bercampur. Dan efek buruk lainnya dari penggunaan pestisida yakni dapat meracuni buah dan sayuran. Jika pestisida masuk dan terakumulasi di dalam daging buah dan dikonsumsi manusia, maka kemungkinan besar yang mengonsumsi makanan yang tercemari oleh pestisida tersebut akan mengalami penyakit kanker, jika pada laki-laki menyebabkan perilakunya menjadi kewanita-wanitaan, dan lain sebagainya.

Ada beberapa langkah penting untuk melaksanakan intensifikasi pertanian secara menyeluruh yakni dengan program "Panca Usaha Tani" atau "Lima Usaha Tani". Intensifikasi pertanian awalnya dilakukan dengan teknik panca usaha tani, dengan melakukan kegiatan-kegiatan sebagai berikut:

1. Pengolahan Tanah yang Baik

Cara inensifikasi pertanian modern yang pertaman ialah dengan melakukan pengolahan tanah dengan baik. Mengelola tanah yang dipakai untuk penyemaian bibit dan media tumbuh kembang bibit hingga proses pemanenan adalah langkah yang dilakukan setelah memperoleh bibit unggul. Untuk mengelola lahan pertanian dapat ditempuh melalui 2 cara yaitu cara modern dan dan cara konvensional (tradisional/manual).
Cara pertanian organik dan  modern dapat dilakukan dengan menggunakan traktor yang sudah modern, sedangkan cara konvensional dengan menggunakan cangukul. Cara konvensional terbilang cukup tidak efisien karena cara ini membutuhkan waktu yang cukup lama. Cara intensifikasi pertanian tentu saja sebagai pelengkap cara ekstensifikasi pertanian sehingga akan menghasilkan pertanian yang produktif dan baik.

2. Pengairan/Irigasi yang Teratur

Cara intensifikasi pertanian selanjutnya setelah pemilihan bibit unggul dan pengolahan tanah yaitu pengairan/irigasi, pengaturan pasokan air yang mengalir ke lahan-lahan pertanian sangat penting untuk menjaga kelembaban tanah sehingga akan menutrisi tanaman agar tetap sehat, tidak layu, dan kelangsungan hidupnya pun terjaga dengan baik.
3. Pemilihan Bibit Unggul

Sebelum memanfaatkan tanah yang baik langkah pertama yang dilakukan para petani adalah melakukan pemilihan bibit unggul, menggunakan bibit unggul menjadi kunci utama untuk menghasilkan tanaman yang berkualitas. Bibit unggul yakni jenis bibit yang memiliki keunggulan dibandingkan varietas bibit lainnya seperti bibit yang tahan terhadap penyakit dan jamur, contoh bibit unggul untuk makanan pokok: untuk padi yakni raja lele, dan jagung tongkol.
4. Pemupukan

Pemberian pupuk tambahan dilakukan dengan melihat usia tanaman serta penempatan pupuk dengan jarak tertentu, jika pemupukan terlalu dekat dengan akar maka tanaman akan layu bahkan mati. Oleh karna itu pemberian pupuk dengan jarak tertentu dan disis yang tepat sangat penting.
5. Pemberantas Hama dan Penyakit Tanaman

Masalah umum yang dihadapi petani yakni adanya hama dan penyakit pada tanaman, hama tanaman yang paling mengganggu yakni ulat dan wereng karena hama tersebut merusak struktur daun. Oleh karena itu pemberantas hama sangat penting untuk kelangsungan hidup tumbuhan.
Pemberantasan hama biasanya dilakukan dengan cara pemberian bahan pestisida kimia, namun selain menggunakan bahan kimia pemberantasan hama juga bisa dilakukan dengan cara alami yakni dengan ular, ular akan memutus mata rantai perkembangan tikus di sawah sehingga keseimbangan ekosistem terus terjaga dengan baik.

Demikianlah pembahasan mengenai "Penjelasan dan 5 Cara Intensifikasi Pertanian yang Benar dan Tepat", semoga dengan adanya artike tersebut dapat menambah wawasan dan pengetahuan untuk anda.

Related Posts: