Di indonesia yang sebagian besar rakyatnya berprofesi sebagai petani ternyata menjadikan negara tersebut sebagai negara agraris. Indonesia banyak menghasilkan petani-petani handal dan tidak kalah dengan petani dari negara lain. Hasil pertanian sangat melimpah di indonesia, mulai dari rempah-rempah, sayur-mayur, ubi, kentang, kopi, cokelat, padi, buah-buahan, dan lain sebagainya. Semua komoditi yang dihasilkan dari pertanian indonesia tersebut ternyata tidak hanya dikonsumsi oleh masyarakat di dalam negeri, akan tetapi hasil panen adakalanya di ekspor ke luar negeri. Tak heran jika hasil ekspor juga menyumbang terhadap Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) tiap tahunnya.
Untuk meningkatkan hasil pertanian sehingga dapat menghasilkan produk panen yang melimpah, unggul berkualitas tinggi, maka pemerintah dan banyak para petani di indonesia mencari terobosan terbaru untuk memperoleh hasil panen yang optimal yakni dengan membuat sistem pertanian melalui teknik intensifikasi pertanian, maupun ekstensifikasi pertanian. Ketiga upaya peningkatan produksi panen tersebut sudah dilakukan sejak tahun 1950n yang dilatarbelakangi oleh ketertarikan pemerintah untuk mengkonversi lahan tanaman tebu menjadi lahan tanaman padi. Rata-rata hasil produksi padi di indonesia pada tahun 1956-1960 yakni berkisar antara 2 ton per hektar. Selanjutnya pada tahun 1960 dan seterusnya swasembada beras menjadi program utama pemerintah indonesia. Sehingga pada waktu itu, pemerintah indonesia berupaya semaksimal mungkin untuk meningkatkan produksi pada guna memenuhi kebutuhan di dalam negeri akibat lonjakan jumlah penduduk indonesia yang semakin meningkat tajam.
Intensifikasi pertanian merupakan usaha yang dilakukan petani untuk meningkatkan hasil pertanian dengan cara mengoptimalkan lahan pertanian yang sudah tersedia. Intensifikasi dianjurkan untuk menghasilkan produk pertanian yang tahan penyakit, menghasilkan buah, sayur dan makanan pokok yang berkualitas tinggi dan unggul. Dalam pelaksanaan intensifikasi pertanian adakalanya para petani memperhatikan masalah pengelolaan tanah, pengadaan bibit unggul, penanaman, penumpukkan, pemberantasan hama serta penyakit pada tanaman, pemanenan dan kegiatan selama pasca panen. Program Intensifikasi pertanian di indonesia dilatarbelakangi oleh keinginan pemerintah dan rakyat untuk memperoleh hasil panen yang layak, cukup untuk memenuhi kebutuhan di dalam negeri, serta mampu untuk program intensifikasi pertanian diharapkan mampu untuk mengurangi dan mengendalikan hama tanaman yang sangat merugikan bagi petani, terutama hama jenis wereng, kutu busuk, kutu buah, ulat daun, serta tikus yang merupakan hewan pengerat dan sering menurunkan produksi tanaman padi.
Program intensifikasi pertanian terutama untuk meningkatkan produksi padi dibentuk sejak tahun 1960 melalui program BIMAS (Bimbingan Massal). Dalam proses perkembangannya, ternyata masyarakat indonesia sangat dikeluhkan dengan adanya program intensifikasi pertanian terutama untuk padi. Sebab, para petani dirugikan dengan adanya berbagai macam hama pengganggu tanaman sehingga pada tahun 1961, 1962 hingga 1969 produksi padi para petani indonesia banyak yang mengalami serangan hama, serta tak heran jika banyak yang gagal panen. Akibat peristiwa ini, pemerintah mulai berupaya untuk mencarikan solusi atas permasalahan tersebut, sehingga pada tahun 1970 hingga 1980, pemerintah membuka ruang kepada rakyat untuk mengatasi masalah hama pada tanaman padi yakni dengan menggunakan berbagai jenis dan formulasi pestisida dengan beranekaragam bahan aktifnya. Pada saat itu, penggunaan pestisida dilakukan untuk memberantas hama pengganngu tanaman, namun bukan untuk mencegah atau mengendalikan agar hama tanaman tidak timbul kembali dan merusak tanaman.
Pada tahun 1970, 1971, hingga 1979, penggunaan pestisida di kalangan petani sangat meningkat tajam, sehingga pada saat itu pula produksi bahan makanan , seperti hasil pertanian kentang, ubi, padi, dan berbagai macam buah lainnya mencapai 34%, dan penggunaan pestisida pada saat itu terbukti mampu mematikan hama tanaman . Namun, dengan penggunaan pestisida yang berlebihan di kalangan para petani indonesia ternyata memberikan efek sangat buruk bagi lingkungan dan manusia itu sendiri. Sehingga pada tahun 1990 ke atas, penggunaan pestisida mulai dikurangi bahkan dilarang dengan alasan bahwa pestisida mampu mempercepat laju pencemaran udara dan pencemaran tanah, menimbulkan berbagai penyakit yang di derita oleh manusia jika terpapar oleh senyawa pestisida terutama bagi para petani maka akibatnya adalah kulit mengalami iritasi, mata merah dan berair, keracunan makanan akibat senyawa pestisida yang bercampur. Dan efek buruk lainnya dari penggunaan pestisida yakni dapat meracuni buah dan sayuran. Jika pestisida masuk dan terakumulasi di dalam daging buah dan dikonsumsi manusia, maka kemungkinan besar yang mengonsumsi makanan yang tercemari oleh pestisida tersebut akan mengalami penyakit kanker, jika pada laki-laki menyebabkan perilakunya menjadi kewanita-wanitaan, dan lain sebagainya.
Ada beberapa langkah penting untuk melaksanakan intensifikasi pertanian secara menyeluruh yakni dengan program "Panca Usaha Tani" atau "Lima Usaha Tani". Intensifikasi pertanian awalnya dilakukan dengan teknik panca usaha tani, dengan melakukan kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
1. Pengolahan Tanah yang Baik
Cara inensifikasi pertanian modern yang pertaman ialah dengan melakukan pengolahan tanah dengan baik. Mengelola tanah yang dipakai untuk penyemaian bibit dan media tumbuh kembang bibit hingga proses pemanenan adalah langkah yang dilakukan setelah memperoleh bibit unggul. Untuk mengelola lahan pertanian dapat ditempuh melalui 2 cara yaitu cara modern dan dan cara konvensional (tradisional/manual).
Cara pertanian organik dan modern dapat dilakukan dengan menggunakan traktor yang sudah modern, sedangkan cara konvensional dengan menggunakan cangukul. Cara konvensional terbilang cukup tidak efisien karena cara ini membutuhkan waktu yang cukup lama. Cara intensifikasi pertanian tentu saja sebagai pelengkap cara ekstensifikasi pertanian sehingga akan menghasilkan pertanian yang produktif dan baik.
2. Pengairan/Irigasi yang Teratur
Cara intensifikasi pertanian selanjutnya setelah pemilihan bibit unggul dan pengolahan tanah yaitu pengairan/irigasi, pengaturan pasokan air yang mengalir ke lahan-lahan pertanian sangat penting untuk menjaga kelembaban tanah sehingga akan menutrisi tanaman agar tetap sehat, tidak layu, dan kelangsungan hidupnya pun terjaga dengan baik.
3. Pemilihan Bibit Unggul
Sebelum memanfaatkan tanah yang baik langkah pertama yang dilakukan para petani adalah melakukan pemilihan bibit unggul, menggunakan bibit unggul menjadi kunci utama untuk menghasilkan tanaman yang berkualitas. Bibit unggul yakni jenis bibit yang memiliki keunggulan dibandingkan varietas bibit lainnya seperti bibit yang tahan terhadap penyakit dan jamur, contoh bibit unggul untuk makanan pokok: untuk padi yakni raja lele, dan jagung tongkol.
4. Pemupukan
Pemberian pupuk tambahan dilakukan dengan melihat usia tanaman serta penempatan pupuk dengan jarak tertentu, jika pemupukan terlalu dekat dengan akar maka tanaman akan layu bahkan mati. Oleh karna itu pemberian pupuk dengan jarak tertentu dan disis yang tepat sangat penting.
5. Pemberantas Hama dan Penyakit Tanaman
Masalah umum yang dihadapi petani yakni adanya hama dan penyakit pada tanaman, hama tanaman yang paling mengganggu yakni ulat dan wereng karena hama tersebut merusak struktur daun. Oleh karena itu pemberantas hama sangat penting untuk kelangsungan hidup tumbuhan.
Pemberantasan hama biasanya dilakukan dengan cara pemberian bahan pestisida kimia, namun selain menggunakan bahan kimia pemberantasan hama juga bisa dilakukan dengan cara alami yakni dengan ular, ular akan memutus mata rantai perkembangan tikus di sawah sehingga keseimbangan ekosistem terus terjaga dengan baik.
Demikianlah pembahasan mengenai "Penjelasan dan 5 Cara Intensifikasi Pertanian yang Benar dan Tepat", semoga dengan adanya artike tersebut dapat menambah wawasan dan pengetahuan untuk anda.
0 Response to "Penjelasan dan 5 Cara Intensifikasi Pertanian yang Benar dan Tepat"
Posting Komentar